Apa perbedaan antara gangguan kepribadian ambang (borderline) dan kecemasan? Dapatkah kita mengidap keduanya?
Gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality Disorder merupakan kondisi yang timbul lantaran kesehatan mental seseorang terganggu. Ini kemudian mempengaruhi cara berpikir dan persepsi emosionalnya baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, yang parahnya lagi adalah abnormalitas pada tingkah lakunya.
Di dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan, orang-orang sangat sering mengalami kondisi gangguan ini namun kebanyakan kondisinya membaik seiring pertambahan usia.
Berbeda dari gangguan kecemasan atau anxiety disoder, penderita BPD memiliki ketakutan yang luar biasa akan penolakan, penelantaran di samping kecemasan tentunya dan perasaan tidak berarti sehingga sangat mudah baginya untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyakiti diri sendiri maupun orang lain baik secara verbal maupun fisik. Secara sosial, penderita BPD mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan sosial dalam waktu yang lebih lama.
Sedangkan anxiety disorder adalah bentuk kecemasan yang sangat intens dan berlebihan yang dialami oleh seseorang. Frekuensi gangguan ini cukup sering, sehingga sangat menganggu aktivitas harian penderitanya. Kedua jenis gangguan ini tidak bisa dialami secara bersamaan, karena dalam Klasifikasi Internasional Penyakit revisi ke 10 (KIP/10), keduanya memiliki klasifikasi yang berbeda, khususnya BPD memiliki kriteria diagnostik yang cukup jelas dan secara umum harus terpenuhi untuk dapat memperoleh langkah pengobatan yang tepat.
Apa itu Gangguan Kecemasan dan Gangguan Kepribadian Ambang?
Gangguan Kepribadian Ambang adalah sebuah gejala di mana penderitanya mengalami pola pikir yang negatif dan tidak sehat jauh di atas rata-rata orang normal.
Para penderita akan kesulitan memahami, berinteraksi atau ringkasnya berempati terhadap orang lain. Dalam situasi sosial mereka cenderung mengasingkan diri dan mengembangkan pola interpersonal yang negatif. Tentu ini memberi hambatan yang sangat besar bagi penderita di saat dirinya beraktivitas baik dalam bisnis, studi ataupun interaksi lain di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
Di dalam ilmu psikiatris gangguan kepribadian ini masih dikelompokkan lagi ke beberapa grup sesuai dengan tingkat keparahan dan kemiripan gejalanya.
Namun boleh dibilang ciri utama yang dialami oleh semua penderita gangguan kepribadian adalah perasaan cemas yang berlebihan dalam menghadapi situasi yang bagi orang lain merupakan situasi yang sangat wajar. Maka dari itu memeriksakan diri segera ke dokter atau psikiater jika mengalami gelisah yang akut sangat membantu menentukan kondisi kejiwaan seseorang.
Sementara itu Gangguan Kecemasan ditandai oleh pemahaman diri yang berlebihan atas situasi sosial sehari-hari. Penderita gangguan kecemasan biasanya memiliki ketakutan yang kuat dan intens sehingga dengan sekuat tenaga menghindari situasi yang membuatnya merasa dinilai, dihakimi atau dipermalukan. Inilah hambatan terbesar yang membuat seorang penderita gangguan kecemasan sulit berinteraksi dengan orang lain.
Gejala fisik yang nampak antara lain menghindari kontak mata, postur tubuh kaku, susah bernapas, bicara terlalu pelan, dan tak jarang gemetar dan banyak berkeringat. Sebagaimana dijelaskan dalam Klasifikasi Internasional Penyakit revisi ke 10 (KIP/10) keduanya memiliki klasifikasi yang berbeda, oleh karena itu tidak dapat dialami secara bersama-sama.
Penyebab dan Gejala Gangguan Kecemasan dan Gangguan Kepribadian Ambang
Lebih jelasnya, agar kita bisa tahu perbedaan antara gangguan kecemasan dengan gangguan kepribadian ambang coba kita perhatikan beberapa gejala BPD berikut:
- Perasaan takut berlebihan atas kritik, perpisahan atau penolakan sehingga penderita sebisa mungkin menghindari hal-hal seperti ini. Tentu saja, secara sosial atau ekonomi tidak menguntungkan baginya.
- Timbulnya periode stres akut sehingga muncul paranoia dan hal ini diperparah oleh persepsi diri yang negatif dari si penderita.
Perubahan mood yang tidak stabil pada diri penderita BPD berlangsung hingga berhari-hari dan inilah yang mendorong terjadinya perilaku impulsif seperti berjudi, berhubungan seksual secara tidak aman, ngebut, dan perbuatan nekad lainnya.
Soal temperamen, penderita BPD sangat pemarah dan mudah sekali berkelahi. Namun demikian, secara psikologis mereka merasakan sesuatu kekosongan yang menyedihkan dan inilah yang mendorong tindakan-tindakan berbahaya seperti bunuh diri atau menghukum diri sendiri dengan tindakan yang ekstrim.
Agar gejala-gejala ini tidak berlarut-larut, yang artinya penderita akan semakin tertekan dan melakukan perbuatan yang jauh lebih nekad, berkonsultasi ke dokter atau psikiater sangat direkomendasikan. Para profesional tersebut akan membantu menentukan seberapa parah gejala BPD sudah dialami atau apakah hanya sebatas gangguan kecemasan saja. Yang terpenting, mereka bisa memberi solusi tentang tindakan-tindakan apa yang bisa diambil untuk mengatasinya.
Sedangkan penyebab terjadinya gangguan kecemasan antara lain karena faktor keturunan, lingkungan, dan struktur otak. Gejala-gejala gangguan kecemasan seperti yang telah disebutkan di atas, antara lain perasaan panik, khawatir, gelisah, menghindari kontak mata, postur tubuh kaku, susah bernapas, bicara terlalu pelan, dan tak jarang gemetar dan banyak berkeringat.
Untuk memastikannya seseorang perlu mendatangi dokter guna mendapatkan diagnosis lebih lanjut. Sejauh ini ada dua metode pengobatan yang populer yaitu psikoterapi dan pemberian obat. Psikoterapi bertujuan menghilangkan keyakinan yang mendukung suatu gangguan fobia sosial.
Apakah cara terbaik untuk mengatasinya?
Baik gangguan kepribadian maupun gangguan kecemasan memerlukan terapi psikologis untuk meredakan gejala-gejalanya. Umumnya para psikiater menelusuri riwayat atau penyebab gangguan kecemasan maupun kepribadian seperti latar belakang keluarga broken home, penelantaran di masa kanak-kanak, pelecehan masa kecil, kesulitan ekonomi dan lain sebagainya.
Beberapa jenis terapi antara lain terapi perilaku kognitif di mana pasien dibantu untuk mengubah cara berpikirnya ke arah yang lebih positif. Selanjutnya ada pula yang disebut sebagai terapi psikodinamik yang bertujuan menyelidiki dan memperbaiki penyimpangan-penyimpangan pasien di masa kecilnya.
Terapi perilaku kognitif sering diberikan dalam tiga tahap.
Terapi pertama, penderita dihadapkan pada situasi traumatis atau situasi yang membuatnya ketakutan. Selanjutnya pada tahap kedua situasi penolakan atau kritik diciptakan guna menciptakan rasa percaya diri penderita dan yang terakhir adalah membayangkan rasa takut yang paling kuat atas suatu kritik dan penolakan dan kemudian membangun suatu respon konstruktif.
Meski tidak bisa diatasi secara spontan, problem psikologis ini bisa diredakan dengan banyak bergaul dan bersosialisasi. Pada awalnya tidak mudah memang, tetapi dengan dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga, tetangga, teman kerja dan lain-lain kekhawatiran akan lebih berkurang. Semakin banyak bergaul, maka akan semakin mudah bagi seseorang untuk menemukan cara mengatasi kecemasan sosial di dalam dirinya.
Terapi interpersonal juga populer diberikan untuk mengatasi rasa cemas yang berlebihan. Kesehatan mental kita sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain sehingga apabila kita memiliki interaksi yang positif maka kecemasan, keraguan, dan gangguan kepribadian lainnya bisa diatasi dengan lebih mudah.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda memeriksakan gangguan yang Anda rasakan ke psikiater untuk lebih jelas mengetahui gangguan tersebut. Jangan takut atau ragu untuk memeriksakan gangguan mental atau kejiwaan yang Anda alami, supaya Anda mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda. Karena gangguan kecemasan dan gangguan kepribadian ambang (BPD) tidak dapat dialami secara bersama-sama, sebagaimana telah dijelaskan dalam Klasifikasi Internasional Penyakit revisi ke 10 (KIP/10). Semoga penjelasan singkat ini memberi Anda pemahaman awal terkait kedua gangguan tersebut.