IVF pertama gagal. Transfer embrio beku juga sudah dilakukan untuk siklus menstruasi sekarang. Tapi saya mulai mengalami gejala akan menstruasi. Saya merasa sangat depresi. Adakah harapan untuk saya?
Memiliki keturunan adalah salah satu hal yang diidamkan bagi kebanyakan pasangan yang sudah menikah. Mungkin karena menurut masyarakat yang disebut keberhasilan dalam pernikahan adalah ketika pasangan tersebut memiliki anak, biasanya setelah menikah orang terdekat akan menanyakan soal momongan. Bahkan ketika mereka memiliki kendala dalam memilikinya, mereka rela untuk mengadopsi atau transfer embrio. Terobosan Bayi Tabung yaitu memanfaatkan temuan metode IVF untuk menghasilkan embrio. Dimana selanjutnya embrio hasil pembuahan tersebut ditransfer ke dalam rahim. Untuk selanjutnya diharapkan terjadi irnplantasi agar terjadi kehamilan. Sesudahnya kehamilan pada pasien bayi tabung adalah sama dengan kehamilan secara alami.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kegagalan dalam proses transfer embrio. Sering gagalnya bayi tabung disebabkan oleh gagalnya prosesnya implantasi (penanaman) embrio.
Kegagalan implantasi bisa disebabkan oleh masalah pada embrio atau masalah pada rahim si ibu. Sebagian besar ahli kesuburan mengatakan bahwa 95 persen kegagalan bayi tabung disebabkan akibat gagalnya penangkapan embrio. Gagalnya penangkapan embrio sering disebabkan oleh kelainan kromosom atau genetik dalam embrio yang membuatnya terlalu lemah untuk melanjutkan pengembangan normal dan implantasi. Sayangnya, permasalahan tersebut masih menjadi 'kotak hitam' besar hingga saat ini. Belum ada teknologi yang aman dan hemat biaya yang memungkinkan ilmuwan menyelidiki kromosom atau masalah genetik dengan cara tidak merusak embrio normal secara signifikan. Selain masalah genetik, keberhasilan bayi tabung juga ditentukan oleh banyak hal, antara lain sebagai berikut:
1. Usia ibu
Pada prinsipnya keberhasilan program bayi tabung akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Wanita di bawah 30 tahun peluangnya mencapai 50%, usia 30-35 tahun peluangnya 35%, usia 40 tahun keberhasilannya 10-15%, sementara di atas usia 40 tahun peluangnya tinggal 8%.
2. Kualitas dan kuantitas telur
Seorang wanita yang sehat harus merespon dengan baik dan menghasilkan banyak telur selama fase rangsangan dari IVF. Sayangnya, banyak wanita mungkin tidak merespon obat IVF dengan baik, sehingga mereka hanya memproduksi sedikit telur, atau tidak memproduksi telur sama sekali. Kualitas embrio ditentukan sel telur dari ibu dan usia produksi menurun sejak 35 tahun.
3. Kualitas sperma
Menyuntikkan satu sperma ke dalam telur dapat meningkatkan kesempatan pembuahan, tetapi tidak terjamin bahwa yang sudah dipilih adalah sperma yang normal. Pembuahan telur dengan sperma yang abnormal dapat menghasilkan embrio yang abnormal. Untuk suami yang diperiksaan adalah kualitas maupun kuantitas spermanya dengan jumlah ideal di atas 20 juta per cc.
4. Kualitas stimulasi ovarium IVF, tergantung pada keterampilan dokter mengendalikan prosesnya
5. Kualitas laboratorium IVF
6. Keterampilan dokter dalam pengambilan telur dan efisiensi secara keseluruhan
7. Keterampilan transfer embrio, baik dokter maupun peralatan yang digunakan
8. Jumlah telur yang diambil
9. Penyebab infertilitas pasien
10. Proses perkembangan, kualitas embrio dan tingkat penangkapan selama perkembangan embrio di laboratorium
Gejala Hamil Setelah Embrio Transfer
Transfer embrio merupakan hal yang sederhana, sebuah prosedur yang tidak mengakibatkan rasa sakit yang terdiri dari meletakkan embrio ke dalam rahim dari calon ibu. Bahkan calon ibu tidak harus merupakan ibu yang subur. Ibu yang menopause pun bisa menjalani prosedur ini. Berikut ini adalah beberapa gejala hamil setelah embrio transfer :
- Keputihan yang berlebihan
Biasanya terjadi sehari seteleh transfer embrio karena tingkat hormon progesteron yang bertambah. Selain itu, pada keputihan mungkin akan terdapat bercak darah yang menghitam. - Perubahan pada payudara
Kamu akan merasakan payudaramu mengencang, lebih lembut, atau lebih besar dibanding biasanya setelah menjalani transfer embrio. Gejala kehamilan ini juga terjadi sama seperti saat seorang ibu menjalani awal-awal kehamilan
- Kelelahan
Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah hormon progesteron. Pada masa kehamilan alami, hormon ini akan meningkat secara bertahap untuk menahan lapisan rahim, yang merupakan tempat dimana embrio ditanamkan. Karena itu, pasien yang telah menjalani transfer embrio setelah bayi tabung perlu mengkonsumsi suplemen tambahan dari progesteron untuk menahan lapisan rahim tersebut. - Mual
Hal ini dikarenakan adanya peningkatan hormon yang terjadi dalam tubuh seorang wanita. Ini merupakan gejala kehamilan yang umum meskipun tidak terjadi pada semua wanita. - Perasaan tak tahan buang air kecil
Hal ini dikarenakan adanya peningkatan hormon. Banyak wanita yang menjalani terapi kehamilan ini menyuntikkan diri mereka dengan stimulan hCG setelah transfer embrio yang bertujuan untuk menyokong kehamilan ketika terjadi.
Setelah anda mengetahui masalah masalah anda, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter setelah transfer embrio. Setelah transfer embrio, anda harus mengunjungi pusat reproduksi untuk mengatisipasi pendarahan yang berlebihan yang mirip seperti menstruasi yang muncul sebelum hari ke 14, terutama dalam kasus transfer embrio beku. Anda juga mungkin merasakan sakit pada perut.
Kondisi kesehatan secara keseluruhan akan memburuk dengan gejala seperti rasa sakit, cephalea, deman, dll. Kadang juga terjadi gejala yang tidak biasa setelah transfer embrio seperti pendarahan atau kram perut, tapi tidak semua orang mengalaminya. Itu merupakan kasus spesial. Kalau hal itu terjadi, anda harus mengunjungi dokter dan mereka akan melakukan tes yang diperlukan untuk menentukan penyebab dari gejala hamil setelah embrio transfer yang anda alami.
Jadi, kemungkinan anda masih memiliki harapan, karena ada beberapa gejala yang terkadang memang berbeda dengan yang terjadi pada umumnya. Untuk ibu-ibu hamil yang memanfaatkan transfer embrio, janganlah khawatir. Dokter dan perawat anda tahu apa yang baik untuk anda. Jika dokter tak mengatakan bahwa anda mengalami ciri-ciri kegagalan pada transfer embrio ini, maka bisa dipastikan yang anda alami tak mengganggu proses tersebut. Semoga beruntung :)