Saya sudah berusia 14 tahun. Apakah saya masih bisa berkarir dalam dunia bulu tangkis?
Siapa yang tidak kenal olahraga yang satu ini ya?
Yup, Bulu tangkis! Hampir di seluruh pelosok di negeri kita, pasti mengenali olahraga bulu tangkis. Selain mudah untuk dimainkan dan murah, bulu tangkis menggema di negeri kita karena prestasi yang telah ditorehkan.
Tidak main-main loh olahraga yang satu ini telah begitu banyak menyumbang tokoh bulu tangkis tingkat dunia. Sebut saja Rudi Hartono – sang juara All England 8 kali - , Liem Swie King, Susi Susanti , Alan Budikusuma, Ricky Subagja, Rexy Mainaky dan masih banyak sederet nama lainnya. Teknik permainan bulu tangkis yang mereka suguhkan benar-benar mampu memukau penonton, tidak heran jika Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu peta kekuatan bulu tangkis dunia.
Permainan bulutangkis memang digemari oleh hampir semua kalangan, tidak terkecuali anak-anak. Dis amping menyehatkan, olahraga ini sekaligus merupakan permainan yang menyenangkan bagi mereka. Banyak kita jumpai anak-anak bermain bulutangkis dengan peralatan seadanya. Raket bulu tangkis diganti dengan sebilah papan, bahkan tidak jarang pula mereka membuat sendiri shuttlecock dari bulu ayam. Semua itu nyaris tidak mengurangi kegembiraan mereka.
Dengan teknik bermain bulu tangkis yang seadanya, bahkan bisa dikatakan jauh dari teknik bermain yang baik, kita tetap dapat melihat dan merasakan luapan emosi dan semangat dari permainan yang mereka lakukan. Bahkan tidak jarang sebagian dari anak-anak tersebut diikutsertakan oleh orang tuanya untuk bergabung dalam klub bulu tangkis.
Nah, sebenarnya baik tidak sih memasukkan anak-anak kita dalam suatu klub olahraga? Akankah masa-masa bermain mereka sebagai anak-anak akan hilang? Lalu, berapa sih usia ideal bagi seorang anak untuk terjun secara serius dalam olahraga? Melalui artikel ini, saya akan coba mengupas dan memberikan gambaran atas pertanyaan tersebut. Yuk, marii disimak....
Bulu Tangkis Sebagai Suatu Pilihan
‘Bulu tangkis sebagai suatu pilihan’... duuh.. agak berat nih headline nya ;)
Tapi itulah yang akan saya bahas. Berbicara tentang pilihan, setiap orang pasti memiliki pilihan yang berbeda-beda, begitupun dengan anak-anak. Meskipun masih anak-anak, tetap mereka memiliki hak untuk memilih dan menentukan apa yang mereka sukai dan tidak sukai, tentunya harus dibawah pengawasan orang tua ya.
Adalah suatu kegembiraan bagi seorang anak apabila mereka diberi ruang yang luas untuk memilih dan menentukan jenis olahraga yang mereka minati. Sebagai orang tua bukannya tidak boleh memilihkan yang terbaik bagi anak, namun yang harus diingat adalah, “Apakah pilihan tersebut sesuai dengan minat dan bakat anak?”
Jika jawabannya ya, maka monggo silakan diteruskan, namun jika tidak, amatlah bijak jika anak diberi kesempatan untuk memilih sendiri jenis olahraga yang mereka sukai. Anda mengawasi.
Bulu tangkis memang olahraga yang memiliki banyak penggemar, tidak terkecuali Anda mungkin. Keinginan untuk memasukkan anak ke klub bulu tangkis memang banyak muncul dari orang tua.
Namun, sekali lagi saya sarankan bijaklah sebelum memutuskan hal tersebut, tanyakan pada anak atau lihatlah apakah anak memang memiliki minat dengan olahraga ini. Karena jika ingin serius untuk ikut serta dalam suatu klub, bukanlah perkara mudah. Anak harus siap dengan berbagai hal didalamnya: jadwal latihan yang ketat, kedisiplinan yang tinggi, melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan monoton, waktu bermain dengan teman sebaya secara tidak langsung akan berkurang dan masih banyak lagi.
Di samping itu, seorang anak yang akan masuk ke suatu klub mau tidak mau, wajib menguasai teknik permainan bulu tangkis yang baik dan benar, dan itupun bukan hal yang mudah, banyak pelajaran dasar yang harus dikuasai, seperti:
- Teknik memegang raket (grips)
- Teknik dasar pukulan dalam permainan bulu tangkis’
- Teknik dasar gerakan pada kaki
- Teknik dasar sikap dan posisi badan
- Tekink dasar service, smash, overhead, dropshot ataupun netting dalam bulu tangkis
Semua teknik dasar tersebut wajib diketahui jika ingin berlatih secara serius. Sekali lagi memang bukan hal yang mudah, namun jika dilakukan setiap hari dengan kesungguhan, maka tidak ada yang sulit.
Berbicara mengenai latihan di dalam sebuah klub, tidak bisa dibantah bahwa suatu klub olahraga pasti memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi dan jadwal latihan yang cukup ketat. Hal inilah yang harus dipahami baik oleh orang tua maupun anak. Jangan sampai ambisi orang tua untuk mengikutsertakan anak di dalam klub bulu tangkis mengorbankan perasaan anak itu sendiri.
Anak harus memiliki minat dan kemauan, jika minat tersebut memang muncul dari diri si anak, maka diharapkan tidak akan ada rasa keterpaksaan ketika mengikuti jadwal latihan yang padat. Anak akan berlatih dengan rasa gembira atas pilihannya sendiri, namun tentunya orang tua tetap harus mengarahkan.
.
Selain dapat belajar mengenai teknik bermain bulu tangkis yang baik, pilihan anak untuk bergabung dalam klub secara tidak langsung membantu mengembangkan kemampuan anak dalam menjalin hubungan sosial dengan anak-anak lain. Di dalam klub mereka dapat bertemu teman sebaya yang memiliki minat yang sama, bermain bersama atau bahkan bisa saling berkompetisi secara sehat. Intinya seorang anak harus merasa gembira terlebih dahulu dan tidak merasa terpaksa, sehingga jadwal latihan dapat diikuti dengan kesungguhan.
Namun, setiap hal memang memiliki sisi positif dan negative, bukan berarti masuk ke dalam klub sebuah olahraga itu adalah pilihan yang buruk, namun harus disadari bahwa keikutsertaan dalam sebuah klub memang dapat sedikit menyita waktu si anak. Dan tidak menutup kemungkinan akan timbul rasa bosan dalam diri anak. Dengan jadwal latihan yang padat, berulang, disiplin tinggi maka perasaan bosan tersebut dapat muncul dengan sendirinya.
Nah, di sinilah peran orang tua amat dibutuhkan. Tengoklah tujuan awal mengapa anak diikutsertakan dalam sebuah klub.
Apakah memang bertujuan untuk mencetak anak menjadi seorang atlet atau hanya sekedar menyalurkan hobi anak dalam olahraga bulutangkis? Anda harus benar-benar mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak, jika memang bakat, minat, kemauan dan kemampuan anak semakin meningkat dalam olahraga ini, maka dukunglah agar anak dapat mencapai apa yang dia cita-citakan.
Namun jika ikut klub sekedar menyalurkan hobi yang sehat di tempat yang tepat, maka jangan paksakan kehendak agar anak dapat menjadi seorang atlet sesungguhnya. Yang harus selalu digarisbawahi adalah jangan memaksa anak menjadi sesuatu yang Anda bayangkan. Biarkan mengalir dengan baik dan apa adanya. Kita boleh mengarahkan namun jangan memaksakan.
Usia Ideal dalam Berlatih Bulu Tangkis
Kembali ke pertanyaan awal, ‘’Bisakah saya belajar bulu tangkis, sedangkan usia saya sudah mancapai 14 tahun?’’
Nah, untuk menjawabnya, tengok yuk uraian berikut.
Ada 2 pendapat mengenai usia ideal seorang anak untuk berlatih dalam olahraga, yaitu:
- Usia Dini
Latihan dimulai pada usia yang sangat muda, yaitu dibawah 12 tahun. Dengan dimulai dari usia dini, kesempatan untuk berkembang dan meraih prestasi jauh lebih terbuka lebar. Mengapa? Karena dengan dimulai sedari dini, kesempatan untuk menggelutinya pun akan jauh lebih lama. Anak akan dibentuk untuk menjadi spesialisasi olahraga ini secara bertahap dan dalam jangka waktu yang lama, sehingga diharapkan prestasi puncak akan diraih dalam usia muda.
Namun, perlu juga diingat, bukan berarti pilihan untuk terjun ke dalam olahraga dalam usia dini tidak memiliki efek negative. Secara psikologis, jadwal latihan yang padat dan dilakukan berulang, dapat menimbulkan rasa bosan pada anak. Apalgi jika anak telah merasa ada beban berat yang harus dia pikul, yang dibebankan baik oleh pelatih maupun dari orang tua. Hal ini dapat mencederai hubungan emosional antar orang tua dan anak yang dapat menyebabkan anak berhenti latihan. Selain itu, memang dengan adanya spesialisasi dini dapat memicu prestasi dengan cepat, namun penurunan prestasi juga beresiko terjadi dengan cepat pula
- Usia Akhir
Latihan dimulai pada usia remaja, yaitu 12 tahun keatas. Pada usia ini, kematangan emosional, motorik, fisik dan intelegensi anak jauh lebih baik dibanding usia dini. Anak akan lebih siap memerima secara mental menghadapi jadwal latihan yang padat maupun beban yang mungkin harus dipikul. Selain itu pada usia ini rata-rata prestasi akan bertahan lebih lama dibandingkan atlet dengan spesialisasi dini. Dari sisi teknik permainan bulu tangkis memang tidak ada perbedaan antara spesialisasi dini dengan usia diatas 12 tahun, namun akan terlihat perbedaan dari sisi kematangan emosional.
Namun, tentu saja, sisi buruknya adalah waktu yang diperlukan untuk mendalami dan meraih prestasi menjadi lebih terbatas, anak akan berpacu dengan waktu. Karena latihan dimulai pada usia lebih dari 12 tahun, maka tidak dapat dipungkiri kesempatan untuk menggeluti atau berkeinginan menjadi seorang atlit cukup sulit.
Dari uraian tersebut, saya yakin Anda dapat mengambil kesimpulan ya mengenai opsi terbaik untuk diri Anda masing-masing, banyak hal yang dapat dipelajari sebagai seorang pemula. Tidak ada yang salah jika anak mulai berlatih pada usia dini, atau sebaliknya juga bukanlah suatu tindakan yang buruk memulai latihan pada usia 14 tahun. Namun yang harus dipahami adalah setiap pilihan memiliki konsekuensi masing-masing. Lihatlah minat, bakat, dan tujuan seorang anak masuk kedalam sebuah klub, apakah untuk sekedar berolahraga atau ada maksud dan tujuan lain, misalnya memang bertujuan untuk mencetak anak menjadi seorang atlit.
Yang harus Anda perhatikan adalah, olahraga yang dilakukan anak sedapat mungkin harus mengandung unsur menyenangkan dan bervariasi sehingga mencegah timbulnya rasa bosan dalam diri mereka. Selain itu, perlu diingat bahwa olahraga bukan saja selalu mengenai prestasi, namun yang jauh lebih penting adalah membiasakan diri untuk selalu hidup sehat! Semangat!